If I love you, I show you I love you everyday. Little things, big things.
Jalanan malam ini begitu bersahabat. Tidak ramai, tidak begitu juga sepi. Maklumlah, sudah pukul 23.00 juga.
“Apakah sudah mengantuk? Jika iya, peluk aku, jangan sampai kau terjatuh”, pinta ku pelan.
“Masukan saja dalam saku jaket ku jika kau merasa dingin, buat dirimu senyaman mungkin”
Ah … Dia hanya mengangguk dan semakin erat memeluk ku
Dasar, guman ku dalam batin
Hampir selalu ia seperti ini jika mengantuk. Setiap kali kita keluar hingga larut malam, entah sekedar pergi makan di luar atau seperti biasanya menikmati secangkir kopi di tempat biasa.
Apakah kau mau pulang?, aku mencoba bertanya
Jika tidak pulang lantas kita mau kemana?
Ah sial, ia justru balik bertanya
Mungkin kita bisa berkeliling terlebih dahulu, menghabiskan malam
Ok baik lah, aku terserah pada mu saja.
Kita dipertemukan oleh sebuah ketidaksengajaan, takdir. Hampir sejak pertemuan itu terlintas beberapa pertanyaan, walaupun saat ini semua pertanyaan itu sudah terjawab.
Takdir pula yang hingga saat ini memberi ku semangat, semangat untuk kembali yakin pada diri ku sendiri. Bahwa jatuh cinta bukan lah nasib sial yang datang.